Siapakah diri ini hingga berani kepada IBU, BAPAK .....
IBU .. BAPAK ..... penuh makna
Makna kasih sayang,
Makna cinta,
Makna pengabdian,
Makna ketulusan,
Makna pengorbanan.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَوَصَّيْنَا الْاِ نْسٰنَ بِوَا لِدَيْهِ ۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصٰلُهٗ فِيْ عَا مَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِـوَا لِدَيْكَ ۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu."
(QS. Luqman 31: Ayat 14)
Memaknai ayat diatas membuatku semakin kecil dihadapan MU ya Allah.
Tidaklah seorang anak itu dilahirkan, melainkan melalui rahim ibunya.
Setelah ibunya mengandung selama sembilan bulan. Melahirkan dengan mempertaruhkan nyawanya.
Akan tetapi itu tidak dipedulikan oleh seorang ibu demi keselamatan buah hatinya. Dan setelah sang anak lahir, ia merawatnya, menyusuinya, dan mengajarinya dengan berbagai macam hal dengan penuh cinta dan kasih sayang
IBU ... BAPAK ....
Bagaikan mata air sungai kehidupan yang tak pernah kering
Pemberiannya, sepanjang hayat, tak berbatas, tak terbalas dan tak pernah meminta balasan
ibu adalah seorang wanita yang amat berjasa dan mencintai anaknya sepenuh hati.
Begitu banyak pengorbanan seorang ibu untuk anaknya demi keselamatan sang buah hati tercinta. Luka sayatan yang akan terus membekas dan menjadikannya luka yang lama. Akan tetapi itu tidak dipedulikan oleh seorang ibu demi keselamatan buah hatinya.
Betapapun seorang anak berpeluh, berdarah-darah,
demi membalas kebaikannya, walau sedikit
Tetap takkan mampu.
Ibu, bapak sebab keberadaan seorang anak di muka bumi, bertaruh hidupnya demi hidup anaknya
Ibu, bapak berikan darahnya, kesehatannya,
demi hidup anaknya, demi kesehatan anaknya
IBU ...
Dengan tangan nya, yang dulu menyapihmu,
Dengan tangan nya, yang dulu menyeka air matamu,
Dengan tangan nya, yang dulu kotor demi bersihkan najismu,
Dengan tangan nya, yang dulu menyuapimu.
Dengan tangan nya, yang dulu memelukmu. Yang menyandarkan wajahmu saat menyusu, yang menyelimutimu saat dingin.
Membesarkanmu dengan penuh kasih sayang dan melindungimu saat engkau butuh perlindungan...
Mengurus keperluanmu saat engkau memerlukannya serta mencintaimu dengan setulus hatinya...
BAPAK ..
Dengan lelahnya tanpa henti mencari rizki, untuk memberi kehidupan yang layak, baik pendidikan maupun sandang pangan dan papan.
Tidak pernah berkeluh kesah, akan letihnya, akan sulitnya maupun hal yang menyulitkannya
Tiba-tiba ku jadi angkuh di hadapannya.
Siapa aku wahai makhluk kerdil yang hina ini, siapa aku dihadapan Yang Maha Agung, Allah robbul 'izzati,
Allah memerintahkan akhlak mulia pada orangtua, terlebih khusus seorang ibu.
Allah perintahkan bakti pada orangtua, lalu Allah sebutkan Ibu, dan ibu sebagai representasi penyebutan orangtua, padahal bapak, juga orangtua.
Demikianlah pemuliaan Allah kepada seorang Ibu.
Seolah tanpa ibu, tak ada orangtua
Kemudian bagaimana bisa seorang anak bisa mengabaikan seorang wanita yang begitu mulia dan tidak pernah berharap lebih dari anak anaknya selain kebahagiaan anak anaknya
Wanita, walau diancam sebagai penghuni neraka terbanyak, namun lebih mudah bagi mereka untuk masuk ke dalam surga.
"Ibu itu adalah sekolah bagi anak anaknya, jika kau persiapkan mereka maka kau telah menyiapkan generasi yang harum namanya
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَوَصَّيْنَا الْاِ نْسَا نَ بِوَا لِدَيْهِ اِحْسَا نًا ۗ حَمَلَـتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗ وَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰـثُوْنَ شَهْرًا ۗ حَتّٰۤى اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةً ۙ قَا لَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْۤ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْۤ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَا لِدَيَّ وَاَ نْ اَعْمَلَ صَا لِحًا تَرْضٰٮهُ وَاَ صْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْ ۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِ نِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
IBU .. BAPAK ..... penuh makna
Makna kasih sayang,
Makna cinta,
Makna pengabdian,
Makna ketulusan,
Makna pengorbanan.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَوَصَّيْنَا الْاِ نْسٰنَ بِوَا لِدَيْهِ ۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصٰلُهٗ فِيْ عَا مَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِـوَا لِدَيْكَ ۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu."
(QS. Luqman 31: Ayat 14)
Memaknai ayat diatas membuatku semakin kecil dihadapan MU ya Allah.
Tidaklah seorang anak itu dilahirkan, melainkan melalui rahim ibunya.
Setelah ibunya mengandung selama sembilan bulan. Melahirkan dengan mempertaruhkan nyawanya.
Akan tetapi itu tidak dipedulikan oleh seorang ibu demi keselamatan buah hatinya. Dan setelah sang anak lahir, ia merawatnya, menyusuinya, dan mengajarinya dengan berbagai macam hal dengan penuh cinta dan kasih sayang
IBU ... BAPAK ....
Bagaikan mata air sungai kehidupan yang tak pernah kering
Pemberiannya, sepanjang hayat, tak berbatas, tak terbalas dan tak pernah meminta balasan
ibu adalah seorang wanita yang amat berjasa dan mencintai anaknya sepenuh hati.
Begitu banyak pengorbanan seorang ibu untuk anaknya demi keselamatan sang buah hati tercinta. Luka sayatan yang akan terus membekas dan menjadikannya luka yang lama. Akan tetapi itu tidak dipedulikan oleh seorang ibu demi keselamatan buah hatinya.
Betapapun seorang anak berpeluh, berdarah-darah,
demi membalas kebaikannya, walau sedikit
Tetap takkan mampu.
Ibu, bapak sebab keberadaan seorang anak di muka bumi, bertaruh hidupnya demi hidup anaknya
Ibu, bapak berikan darahnya, kesehatannya,
demi hidup anaknya, demi kesehatan anaknya
IBU ...
Dengan tangan nya, yang dulu menyapihmu,
Dengan tangan nya, yang dulu menyeka air matamu,
Dengan tangan nya, yang dulu kotor demi bersihkan najismu,
Dengan tangan nya, yang dulu menyuapimu.
Dengan tangan nya, yang dulu memelukmu. Yang menyandarkan wajahmu saat menyusu, yang menyelimutimu saat dingin.
Membesarkanmu dengan penuh kasih sayang dan melindungimu saat engkau butuh perlindungan...
Mengurus keperluanmu saat engkau memerlukannya serta mencintaimu dengan setulus hatinya...
BAPAK ..
Dengan lelahnya tanpa henti mencari rizki, untuk memberi kehidupan yang layak, baik pendidikan maupun sandang pangan dan papan.
Tidak pernah berkeluh kesah, akan letihnya, akan sulitnya maupun hal yang menyulitkannya
Tiba-tiba ku jadi angkuh di hadapannya.
Siapa aku wahai makhluk kerdil yang hina ini, siapa aku dihadapan Yang Maha Agung, Allah robbul 'izzati,
Allah memerintahkan akhlak mulia pada orangtua, terlebih khusus seorang ibu.
Allah perintahkan bakti pada orangtua, lalu Allah sebutkan Ibu, dan ibu sebagai representasi penyebutan orangtua, padahal bapak, juga orangtua.
Demikianlah pemuliaan Allah kepada seorang Ibu.
Seolah tanpa ibu, tak ada orangtua
Kemudian bagaimana bisa seorang anak bisa mengabaikan seorang wanita yang begitu mulia dan tidak pernah berharap lebih dari anak anaknya selain kebahagiaan anak anaknya
Wanita, walau diancam sebagai penghuni neraka terbanyak, namun lebih mudah bagi mereka untuk masuk ke dalam surga.
"Ibu itu adalah sekolah bagi anak anaknya, jika kau persiapkan mereka maka kau telah menyiapkan generasi yang harum namanya
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
وَوَصَّيْنَا الْاِ نْسَا نَ بِوَا لِدَيْهِ اِحْسَا نًا ۗ حَمَلَـتْهُ اُمُّهٗ كُرْهًا وَّوَضَعَتْهُ كُرْهًا ۗ وَحَمْلُهٗ وَفِصٰلُهٗ ثَلٰـثُوْنَ شَهْرًا ۗ حَتّٰۤى اِذَا بَلَغَ اَشُدَّهٗ وَبَلَغَ اَرْبَعِيْنَ سَنَةً ۙ قَا لَ رَبِّ اَوْزِعْنِيْۤ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْۤ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَا لِدَيَّ وَاَ نْ اَعْمَلَ صَا لِحًا تَرْضٰٮهُ وَاَ صْلِحْ لِيْ فِيْ ذُرِّيَّتِيْ ۗ اِنِّيْ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِ نِّيْ مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
"Dan Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia berdoa, Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku dapat mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau ridai; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertobat kepada Engkau, dan sungguh, aku termasuk orang muslim."
(QS. Al-Ahqaf 46: Ayat 15)
Renungkanlah ayat ini, ....
Allah perintahkan bakti pada orangtua lalu Allah sebutkan Ibumu, ya ibumu, sebagai representasi penyebutan orangtua, padahal bapakmu, juga orangtua bagimu. Demikianlah pemuliaan Allah kepada seorang Ibu.
Seolah tanpa ibu, tak ada orangtua bagimu.
Maka janganlah sekali-kali mendurhakai orang tua: ibu dan ayah
Rasullullah Sallahu Alaihi Wasalam, berpesan:
Ibumu, Ibumu, Ibumu, lalu bapakmu
Allah, di dalam agama Islam tidak ada yang namanya hari Ibu. Karena berbakti kepada ibu dan bapak adalah sepanjang hari bukan sekedar satu kali dalam setahun. Dan tidak pantas bagi seorang anak merasa telah berbakti kepada orang tuanya hanya karena telah berbuat baik kepada mereka pada hari tertentu saja.
Seorang ibu dalam Islam memiliki kedudukan yang mulia.
"Dari Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu, belia berkata,
(QS. Al-Ahqaf 46: Ayat 15)
Renungkanlah ayat ini, ....
Allah perintahkan bakti pada orangtua lalu Allah sebutkan Ibumu, ya ibumu, sebagai representasi penyebutan orangtua, padahal bapakmu, juga orangtua bagimu. Demikianlah pemuliaan Allah kepada seorang Ibu.
Seolah tanpa ibu, tak ada orangtua bagimu.
Maka janganlah sekali-kali mendurhakai orang tua: ibu dan ayah
Rasullullah Sallahu Alaihi Wasalam, berpesan:
Ibumu, Ibumu, Ibumu, lalu bapakmu
Allah, di dalam agama Islam tidak ada yang namanya hari Ibu. Karena berbakti kepada ibu dan bapak adalah sepanjang hari bukan sekedar satu kali dalam setahun. Dan tidak pantas bagi seorang anak merasa telah berbakti kepada orang tuanya hanya karena telah berbuat baik kepada mereka pada hari tertentu saja.
Seorang ibu dalam Islam memiliki kedudukan yang mulia.
"Dari Abu Hurairah radhiyallaahu 'anhu, belia berkata,
"Seseorang datang kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam dan berkata, "Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?"
Nabi shalallaahu 'alaihi wasallam menjawab, "Ibumu!" Dan orang tersebut kembali bertanya, "Kemudian siapa lagi?" Nabi shalallaahu 'alaihi wasallam menjawab, "Ibumu!" Orang tersebut bertanya kembali, "Kemudian siapa lagi?" Beliau menjawab, "Ibumu".
Orang tersebut bertanya kembali, "Kemudian siapa lagi," Nabi shalallahu 'alaihi wasallam menjawab, "Kemudian ayahmu.."
(HR. Bukhari dan Muslim )
Wallahu a'lam..
(HR. Bukhari dan Muslim )
Wallahu a'lam..
Komentar
Posting Komentar